Harap Tunggu

Keterangan Gambar : Bupati HM Sukamta saat melakukan syuting film When Love Calls From The Bottom of Borneo, di pinggir Pantai Takisung.
Menanggapi adanya pihak yang belum sependapat mengenai pembuatan film promosi wisata When Love Calls From The Bottom of Borneo (WLCFBB), Bupati Tanah Laut (Tala) HM Sukamta mengungkapkan bahwa hal tersebut sangat wajar karena pembuatan promosi wisata merupakan sebuah hal yang baru, Ia juga menambahkan bahwa justru film tersebut menghasilkan multiplier effect bagi daerah. Hal itu Ia ungkapkan disela Kegiatan Shooting Hari ke-13 WLCFBB di Objek Wisata Air Terjun Bajuin Desa Sungai Bakar, pada Rabu (22/3/2023).
Menurut Sukamta ada satu hal yang harus digarisbawahi yakni anggaran yang keluar sebesar Rp 5,5 miliar dari APBD Pemkab Tala itu tidak semuanya dibawa ke Jakarta.
“Dari hitung-hitungan saya mungkin cuma 50 persen saja uangnya pergi ke Jakarta sedangkan 50 persen lainnya dihabiskan di Kabupaten Tala. Karena 70 persen pemain film ini adalah putra-putri Tala, kemudian yang menyediakan catering, aksesoris, tenaga dukungan, operasional, hotel dan rental mobilnya kan berasal dari Tala. Inilah yang saya maksud multiplier effect itu, yang mana uang sebesar itu dibelanjakan di daerah kita sendiri, diserap oleh pelaku usaha baik UMKM dan IKM tentu sangat menguntungkan daerah kita,”ungkapnya.
Bupati juga mengatakan bahwa film promosi pariwisata WLCFBB mendapat apresiasi dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Sandiaga Uno. Bahkan, Sandiaga juga akan membantu dalam mempromosikan film ini.
“Beliau akan mempromosikan film kita sebagai model baru dalam mempromosikan wisata, artinya kita patut berbangga karena sistem yang kita kerjakan ini sesuatu yang baru karena kita lakukan dengan kerjasama. Ini swakelola antara Pemkab Tala bersama dengan Yayasan KFT. Yayasan KFT ini membawahi bioskop-bioskop dan distributor film di Indonesia,”pungkasnya.
Ketika film WLCFBB akan tayang di bioskop-bioskop dengan sistem kerjasama yang ada maka Pemkab Tala memiliki dua penerimaan, sehingga ketika film selesai akan dicatat sebagai aset.
"Lalu adalagi kesepakatan bersama menyangkut distribusi dan penerimaan bagi daerah kita adalah sewa dan profit sharing. Bisa jadi nanti balik modal dan bisa meraup keuntungan ketika film ini menjadi box office dan saya yakin itu,”ujar bupati.
Sukamta meminta masyarakat agar tidak memahami bahwa pembuatan film WLCFBB hanya sekedar untuk ditonton saja melainkan menurutnya ada usaha keras dari Pemkab Tala untuk meningkatkan pendapatan daerah, meningkatkan pendapatan masyarakat dan membuka peluang kerja, “Sehingga ekonomi kreatif kita berkembang. Menparekraf Sandiaga Uno nanti juga akan menjalin kerjasama dengan KFT dan ketika penandatanganan nanti saya satu-satunya bupati yang diundang karena cara kerjasama dengan swakelola tipe III ini adalah role model kerjasama pemerintah dalam promosi wisata Indonesia,”tutupnya.